Tuesday, 3 November 2009

PENDAPATAN PERAJIN AKAR WANGI CAPAI RP100 JUTA


Gunungkidul, 3/10 (Antara/FINROLL News) - Pendapatan setiap kelompok perajin akar wangi di Desa Kepek, Kecamatan Semin, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mencapai Rp100 juta setiap bulan.

"Kecamatan Semin, Gunungkidul terkenal dengan sentra kerajinan akar wangi, saat ini semakin banyak warga yang menggeluti usaha tersebut, bahkan sebagian warga menggantungkan sumber mata pencaharian menjadi perajin akar wangi," kata Ketua Kelompok Perajin Kawan Lama Semin, Bolet Haryadi di Gunungkidul, Sabtu.

Ia mengatakan, rata-rata setiap kelompok perajin beranggotakan 13 hingga 15 orang. "Sekarang semakin banyak kelompok perajin yang berdiri di Desa Kepek dan Desa Mandesan Kecamatan Semin," katanya.

Menurut dia, perkembangan perajin di Desa Mandesa lebih cepat, setidaknya saat ini sudah terdapat 130 orang perajin, padahal tahun lalu jumlah perajin hanya sekitar 50 orang.

"Warga semakin banyak yang tertarik menekuni bidang usaha kerajinan itu karena memiliki prospek yang cukup menjanjikan terutama untuk menopang kehidupan keluarga," katanya.

Menurut dia, pada saat pemasaran sedang bagus, pendapatan setiap kelompok mampu mencapai Rp100juta setiap bulan. "Itulah yang membuat semakin banyak warga tertarik menjadi perajin akar wangi," katanya.

Ia menjelaskan, kerajinan akar wangi yang dihasilkan perajin Semin bervariasi, mulai dari miniatur bangunan, mainan, hingga hiasan rumah.

"Sejumlah hasil kerajinan yang lazim ditemui di pasaran adalah miniatur berbagai macam hewan, seperti gajah, harimau, menjangan, lumba-lumba dan monyet," katanya.

Perajin juga menghasilkan berbagai macam hiasan rumah, seperti kotak tisu, bingkai foto, hiasan dinding dan pernak-pernik hiasan yang ditempatkan dalam lemari kaca di ruang tamu.

Bolet juga melakukan terobosan dengan membuat kerajinan replika menyerupai bentuk aslinya. Salah satunya adalah replika berbentuk kuda dari akar wangi, yang awalnya hanya untuk mengikuti karnaval di Kecamatan Semin.

"Ternyata replika kuda dari akar wangi tersebut menarik perhatian sejumlah kolektor barang unik. Ada kolektor yang yang sudah menawar Rp2 juta untuk satu replika kuda," katanya.

Usaha kerajinan ini semakin berkembang, kata Bolet, namun perajin masih memerlukan perhatian dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta untuk memasarkan hasil kerajinan para perajini.

"Kami mohon bantuan berbagai pihak untuk mengikutsertakan hasil kerajinan ini ke beberapa pameran baik di dalam maupun luar negeri," katanya.

Menurut dia, dengan ikut serta dalam pameran dan promosi ke luar daerah, pihaknya yakin usaha kerajinan akar wangi dari Gunungkidul akan semakin berkembang sehingga mampu meningkatkan taraf kehidupan warga yang ada di pinggiran Kabupaten Gunungkidul.

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih telah memberikan komentar.