Tuesday, 29 June 2010

Akar wangi yang wangi









Rumput akar wangi atau Lorosetu atau akarsetu (Vetiveria zizanioides, syn. Andropogon zizanoides) dikenal orang sejak lama sebagai sumber wangi-wangian. Tumbuhan ini masih sekeluarga dengan serai atau padi.
Secara tradisional, akar wangi juga telah dipakai untuk pewangi pakaian secara alami sejak nenek moyang.
Apalagi akar ini memancarkan aroma wangi layaknya parfum, sehingga baik untuk pengharum pakaian saat disimpan di almari. Selain itu bisa berfungsi sebagai pengusir kutu busuk, ngengat dan kecoa.
Daya harumnya bertahan selama 3 sampai 4 tahun. Bila daya aromanya hilang, dapat dijemur sekitar 2 jam, maka aroma wanginya akan muncul kembali.
Tumbuhan ini merupakan komoditi perdagangan minor walaupun cukup luas penggunaan minyaknya dalam industri wangi-wangian.
Akar wangi kini semakin banyak diburu konsumen.
Tanaman sejenis rumput-rumputan yang biasa tumbuh di tanah gembur pada ketinggian 500 - 1.500 meter di atas permukaan laut ini, dibutuhkan untuk bahan pembuatan aneka aksesoris, termasuk ditenun bersama lawe (benang) untuk taplak meja dan kain hiasan yang ditempel di dinding.

Ekspor

Bangsa Jepang menyukainya, karena akar wangi telah dibuat kerajinan dalam bentuk vas (pot) bunga, bentuk aneka buah-buahan dan binatang. Bisa juga dipakai sebagai hiasan, sekaligus pengharum ruangan. Bahkan dipakai untuk bahan membuat bantal dan guling serta yang dirajang kecil-kecil sebagai kelengkapan ritual pemakaman jenazah.
Selain itu, akar wangi juga diekspor ke Timur Tengah dalam bentuk sajadah yang di tenun dengan menggunakan alat tenun bukan mesin atau ATBM.

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih telah memberikan komentar.